INFOBUMN.COM – Recana merger BUMN Karya dipastikan akan memberikan kontribusi lebih baik bagi pembangunan di Indonesia mengingat kondisi perusahaan dipastikan dalam kondisi sehat.
Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk. Novel Arsyad mengatakan hal tersebut usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2023 di Kantor PT PP di Jakarta, Rabu (24/4/2024).
“Dipastikan saat dilakukan merger nanti kondisi PT PP dalam kondisi sehat dan tidak mempermasalahkan jika harus dimerger,” kata Novel
Menurut dia, saat ini merger sedang dalam proses bersama Kementerian BUMN, PT PP, dan pihak konsultan.
Baca Juga:
Penyaluran Pupuk Subsidi, Pemerintah Ungkap Alasan Gapoktan Harus Bertransformasi Menjadi Koperasi
Begini Penjelasan PT Wijaya Karya Tbk Soal Dukungan Program Prabowo Bangun 3 Juta Rumah per Tahun
Tentunya hasilnya nanti akan memberikan hasil positif dan kontribusi bagi pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Tanah Air.
Novel mengatakan, perseroan tetap menunggu hasil akhir kajian penggabungan BUMN Karya yang akan disampaikan Menteri BUMN dan tentunya akan diikuti.
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan menggabungkan tujuh BUMN Karya atau yang bergerak di bidang infrastruktur menjadi tiga perusahaan.
“Kita dalam proses menggabungkan dari tujuh karya menjadi tiga perusahaan karya,” kata Erick.
Baca Juga:
Termasuk Teknologi MLFF, Pemerintah Indonesia Kaji Teknologi Tol yang Efektif, Efisien dan Terbaik
KPK Penjaraksn 3 Orang, Kasus Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Peras Anak Buah untuk Biayai Pilkada
Adapun ketujuh perusahaan karya tersebut adalah:
PT Hutama Karya (Persero)
PT Waskita (Persero)
PT PP (Persero)
PT Wijaya Karya (Persero)
PT Brantas Abipraya (Persero)
PT Adhi Karya (Persero)
PT Nindya Karya (Persero).
Erick menyampaikan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk dari perbaikan tata kelola BUMN Karya.
Baca Juga:
Pelajar Indonesia di Inggris Sambut Kedatangan Prabowo di London, Jadi Pengalaman Tak Terlupakan
Kementerian BUMN dan PKP Bersinergi Bangun Rumah Berkonsep Transit Oriented Development
Saat ini, Kementerian BUMN sudah mulai melakukan klasifikasi dan pengelompokan agar bisa fokus pada tugas masing-masing.
Lebih lanjut, Erick memaparkan bahwa Brantas Abipraya, Adhi Karya dan Nindya Karya akan bergabung yang fokusnya pada proyek pembangunan air, rel dan konteks lainnya.
Hutama Karya dan Waskita nantinya akan mengerjakan proyek jalan tol, non tol, institusional building dan residential comercial.
“Wika (Wijaya Karya) dan PP (PT PP) tidak masuk ke tol road, tapi dia fokus ke pelabuhan laut dan bandara.”
“Tapi tetap ke residential karena masuk ke aset yang tertinggal sebelumnya,” ujar Erick.
Erick mengatakan, PP akan menjadi holding atau induk perusahaan untuk penggabungan bersama Wijaya Karya.
Menurut Erick, Kementerian BUMN akan terus mendorong konsolidasi agar korporasi negara tersebut memiliki spesialisasi dan keahlian. Proses ini juga akan membuat kinerja BUMN menjadi lebih efisien.***