INFOBUMN.COM – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis laba BUMN bisa mencapai Rp250 triliun hingga akhir 2023.
Erick menjelaskan, laba BUMN tidak bisa dibandingkan secara proporsional dengan tahun sebelumnya.
Sebab, terdapat laba yang berasal dari restrukturisasi PT Garuda Indonesia.
“Terlepas dari tekanan harga komoditas terus menurun, mungkin total profit itu saya rasa tidak bisa dibandingkan secara apple to apple (dengan 2022)”.
Baca Juga:
Inilah Alasan Kejaksaan Agung Tetapkan Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata Sebagai Terangka
“Rp303 triliun di tahun lalu, kan Rp50 triliunnya (laba dari) restrukturisasi Garuda.”
Baca artikel lainnya di sini :Tim Ekonom Bank Mandiri Proyeksikan Perekonomian Indonesia Tumbuh di 5,04 Persen di 2023
“Jadi di tahun ini, Rp250 triliun mestinya dapat,” ujar Erick dalam temu media di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2023.
Erick mengatakan, sumber laba BUMN berasal dari efisiensi belanja nodal dan biaya operasional.
Baca Juga:
Menteri BUMN Erick Thohir Tunjuk Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya Menjadi Direktur Utama Perum Bulog
Menteri BUMN Erick Thohir Tunjuk Wamentan Sudaryono Sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog
Termasuk semua BUMN yang ada di dalam holding seperti PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN.
Lihat juga konten video, di sini: LSI Denny JA Sebut Dua Faktor Elektabilitas Gerindra Melampaui PDIP, Salah Satunya Faktor Internal Prabowo
Dari 13 perusahaan dalam Holding Perkebunan, diperkecil menjadi empat perusahaan.
Hal tersebut juga terjadi pada PT Angkasa Pura yang sedang dalam proses merger.
Baca Juga:
Kehadiran Swasta dalam Proyek Infrastruktur akan Membuat Pertumbuhan Ekonomi Menjadi Lebih Baik
Bukan Konfrontasi, Tiongkok Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Presiden AS Donald Trump
Ini yang Dibahas Menlu RI Sugiono dan Menlu Malaysia Mohamad Hasan dalam Lakukan Pertemuan Bilateral
“Alangkah indahnya kalau kayak Angkasa Pura, sekarang negosiasi sudah half done, mungkin Februari-Maret (2024) jadi satu,” kata Erick.
Dengan perolehan laba tersebut, Erick mengatakan, kontribusi BUMN kepada negara dalam bentuk dividen dipastikan tetap optimal.
Namun demikian, Erick belum bisa memberikan detail BUMN yang memberikan kontribusi dividen, karena angka akhirnya masih menunggu hasil audit.
“Kalau kemarin Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan), terima kasih, buat statement Rp81,1 triliun, padahal waktu itu mestinya enggak sampai segitu.”
“Tahun depan kita coba di Rp84,5 triliun,” ujarnya.***